Tupperware produk legend akankah runtuh?
- Fariha Zahra
- May 9, 2023
- 2 min read

Tupperware: Akankah Produk Veteran Runtuh?
Siapa yang waktu kecil suka bawa bekal ke sekolah pakai Tupperware? Angkat tangan!
Baru-baru ini Tupperware, perusahan veteran yang bergerak di peralatan rumah tangga khususnya wadah makanan dan minuman mengumumkan akan kemungkinan bangkrut. Tupperware mengumumkan “keraguan substansial”nya untuk lanjut sebagai perusahaan, diikuti terperosoknya saham TUP hingga hampir 50% pada Senin, 9 April 2023.
Kali ini, MinQu akan mengulas bagaimana Tupperware bisa berkembang menjadi perusahaan raksasa yang ternama seperti sekarang ini, dan alasan kenapa terancam kolaps.
1940-an: Kejayaan Tupperware Bermula
Perusahaan tempat makan ini mulai tumbuh dan mencuri perhatian publik pada akhir tahun 1940-an. Tupperware mengeluarkan produk inovatif penyimpanan plastik yang dirancang agar kedap udara dan air yang sejalan dengan tujuan pemberdayaan perempuan dan keluarga. Selain itu, produk ini diciptakan untuk membantu menjaga kesegaran makanan dan mengurangi limbah yang dihasilkan dari produk sekali pakai. Sehingga Tupperware dianggap memberi dampak sosial yang besar pada masanya.
Pertumbuhan Tupperware juga dimungkinkan karena identitas merek yang kuat dengan logo yang mudah dikenali, dan wadah berwarna pastel yang menjadi ciri khas yang telah dikenal baik oleh masyarakat di seluruh dunia.
Dari segi pemasaran, Tupperware juga tampil beda dengan memulai teknik direct sales yaitu menjual langsung kepada konsumen di rumah-rumah melalui konsultan independen. Dengan metode seperti ini, merek ini berhasil meraih basis pelanggan yang kuat dan loyal. Tanpa kehilangan momentum, mereka mengembangkan bisnisnya ke mancanegara.
Masa Kini : Akankah Tupperware Akan Jatuh?
Perusahaan tupperware perlu terus memperbarui produknya untuk menjaga antusiasme konsumen. Jika tidak, pasar hanya akan terpaku pada konsumen generasi lama, yang tentu saja harus mengalami regenerasi. Sayangnya, banyak ahli berpendapat bahwa Tupperware gagal mencapai hal tersebut karena tidak mampu mengkaderisasi pelanggan baru. Akibatnya mereka sedang mengalami disrupsi millennial.
Dengan jatuhnya penjualan, profit mereka tidak dapat mempertahankan saham di pasar yang kemudian membebani harga sahamnya. Miguel Fernandez selaku CEO, juga telah mengungkapkan bahwa Tupperware sudah mengupayakan pemulihan keuangan perusahaan dengan berbagai cara, termasuk pencarian dana tambahan.
Ketidakmampuan untuk menciptakan basis pelanggan baru adalah hal yang membuat mereka tidak dapat menjalankan bisnisnya di tengah gempuran para pesaing. Hal yang lebih mengkhawatirkan, Tupperware telah diperingatkan akan adanya potensi delisting dari New York Stock Exchange karena tidak menyampaikan laporan tahunan.
תגובות