Festival Mulai Muncul Lagi, Ekonomi Bagaimana?
- Fariha Zahra
- Jun 6, 2023
- 2 min read

We The Fest, Java Jazz, Head in The Clouds, dan festival ternama lain sudah kembali digelar di Indonesia. Seiring dengan dilonggarkan protokol kesehatan oleh pemerintah, akhirnya masyarakat Indonesia bisa kembali menikmati konser, pameran, dan acara publik lainnya secara offline. Antusiasme publik terutama generasi muda kembali meningkat pasca pengetatan protokol kesehatan Covid-19. Hal ini lantaran rasa rindu akan nuansa familiar festival musik yang dulu bisa dirasakan dengan mudah.
Pergelaran berbagai acara membuat dunia hiburan kembali menggeliat setelah sempat terguncang selama masa pandemi. Tentu saja hal ini membuat kondisi ekonomi Indonesia perlahan semakin membaik.
Hal itu tampaknya menjadi tanda-tanda yang baik, karena Presiden Jokowi sempat menyinggung mengenai tabungan masyarakat Indonesia yang meroket hingga 690 triliun dalam satu pertemuan dengan Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) pada tahun 2022.
Sekilas pernyataan di atas mungkin terdengar bagus. Namun, disaat yang sama para ekonom memberikan pernyataan bahwa hal itu mengindikasikan banyak uang yang tertimbun di bank yang seharusnya bisa diputar di pasar dan menjadi lebih produktif.
Oleh karena itu, demi memulihkan perekonomian wilayah yang terkena dampak buruk pandemi, pemerintah telah memberikan instruksi kepada para pemimpin daerah untuk melonggarkan persyaratan perizinan acara-acara luring.
Transportasi dan penginapan menjadi sumber pemasukan terbesar di samping penjualan tiket festival. Tingkat pendapatan hotel di sekitar Sudirman dinyatakan meningkat setelah kedatangan idola Korea Blackpink pada bulan Maret lalu. Menurut Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), peningkatan tersebut tercatat hingga 80 persen dibanding hari biasa.
Menjelang acara berlangsung, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tidak kalah siap dengan segala tawaran produknya, seperti cinderamata atau merchandise tak resmi bintang tamu acara yang ramai diperjualbelikan di luar tempat acara. Bisnis - bisnis seperti ini mendapatkan penghasilan yang tidak sedikit dari konser atau semacamnya. Hal ini karena UMKM disambut manis oleh para penonton untuk melengkapi semangat konser, apalagi dengan harganya yang umumnya terjangkau.
Sebenarnya, seiring dengan banyaknya jumlah pengunjung, permintaan juga akan menjadi lebih tinggi, sehingga jenis usaha yang biasa dilakukan pada hari reguler pun akan terpengaruh. Anang, salah satu pengambil kesempatan selama konser salah satu artis Korea Selatan, mampu meraup sedikitnya 3 juta rupiah per hari. Hebat bukan?
Acara-acara ini mampu mendatangkan wisatawan, menciptakan lapangan kerja, dan menghasilkan pendapatan bagi bisnis lokal.
Presiden Jokowi malah menyarankan dalam pertemuan antar pemerintah provinsi tersebut bahwa, "Gak apa-apa digunakan untuk nonton konser, nonton sepakbola. Biarkan spending masyarakat. Entah makan di warung, PKL, belanja kaos atau event olahraga.”
תגובות