top of page

Susah-Gampang Jadi Freelancer, Apa Saja yang Perlu Dipertimbangkan?

  • Lydia
  • Dec 23, 2022
  • 2 min read


"Menjadi freelancer tidak hanya soal kebebasan dan fleksibilitas."


Siapa di antara Quarterans yang ingin jadi freelancer? Biasanya, fresh graduate menjadikan freelancer menjadi pilihan profesi nih, Quarterans. Namun sebenarnya, apa sih freelancer itu? Kira-kira apa saja ya yang perlu kita perhatikan sebelum memutuskan menjadi seorang freelancer?

Freelancer atau pekerja lepas adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan tanpa terikat kontrak jangka panjang dengan pihak pemberi pekerjaan. Tidak seperti pekerja tetap, para freelancer ini hanya terikat kontrak per proyek. Jadi ketika satu (atau mungkin juga lebih) proyek yang telah dijanjikan di kontrak selesai, maka hubungan profesional freelancer dan pihak pemberi pekerjaan pun selesai.

Freelancer seringkali digadang-gadang menjadi profesi yang menyenangkan karena fleksibilitasnya. Fleksibilitas di sini mengacu pada ketiadaan aturan jam kerja dan lokasi. Dengan kata lain, freelancer tidak dituntut untuk bekerja pada jam tertentu dan/atau di lokasi tertentu. Asalkan proyek dapat diselesaikan sesuai kemauan klien dan sesuai tenggat waktu yang telah disepakati, freelancer bisa mendapatkan upahnya.

Kelihatannya memang menyenangkan. Namun sebenarnya, ada sejumlah hal yang perlu kita pertimbangkan jika ingin menjadi seorang freelancer loh, Quarterans!


1. Jam kerja, lokasi, dan pendapatan

Seperti telah disinggung sebelumnya, freelancer tidak memiliki waktu dan lokasi kerja yang tetap. Ini bisa menjadi hal yang menguntungkan karena freelancer dapat mengatur sendiri waktu dan lokasi kerjanya. Namun sebenarnya di sisi lain, hal ini bisa saja membuat pola hidup tidak teratur. Bagi orang-orang yang kesulitan mengatur waktu dan tidak konsisten, hal ini justru bisa menjadi bumerang dan menyebabkan pekerjaan tidak kunjung selesai.

Selain itu, kontrak freelancer bersifat jangka pendek, yang mana juga berpengaruh ke pendapatan. Freelancer diupah berdasarkan proyek yang dikerjakan: ketika proyek tersebut selesai, maka freelancer perlu memulai proyek lain untuk memiliki pendapatan. Bisa dikatakan, freelancer tidak memiliki pendapatan tetap. Oleh karena itu, seorang freelancer perlu strategi kerja dan menabung yang baik.


2. Promosi jasa

Freelancer dapat bekerja hanya jika “disewa” oleh pihak pemberi pekerjaan. Pihak ini bisa instansi, perusahaan, kelompok, atau bahkan individu. Membuat pihak-pihak tersebut tertarik untuk menyewa jasa freelancer tentu bukan hal yang mudah. Freelancer harus lebih dulu memiliki kredibilitas untuk meyakinkan pihak pemberi pekerjaan. Sejumlah teknik promosi yang tricky diperlukan.

Dalam usaha promosi, relasi yang baik diperlukan oleh seorang freelancer. Bagaimana freelancer mem-branding diri dan kemampuannya menjadi hal yang penting.


3. Bekerja sendiri

Di luar jasa yang disewa, freelancer tidak benar-benar terikat dengan pihak pemberi pekerjaan. Freelancer tidak dibekali tim-tim pendukung dalam melaksanakan proyeknya. Mulai dari riset hingga proses penggarapan proyek, freelancer seringnya bekerja sendiri. Hal ini menjadi beban kerja tambahan, walaupun sebenarnya, hal ini juga membuat freelancer lebih leluasa untuk berkreasi dalam proyek yang dipercayakan kepadanya.


Nah, Quarterans, ternyata menjadi freelancer susah-susah gampang juga ya. Maka dari itu, kita perlu memikirkan matang-matang keputusan menjadi seorang freelancer, sama halnya dengan profesi lainnya. Penting untuk mengenal diri kita sendiri terlebih dahulu untuk menentukan profesi apa yang tepat bagi kita ya, Quarterans!

Commenti


Untitled design (1).png
  • Instagram
  • TikTok
  • Twitter
  • LinkedIn
  • YouTube
  • Spotify

©2022

bottom of page