top of page

Harga Bitcoin Lagi Naik? Kok Bisa?



Usai runtuhnya bank Amerika Serikat Silicon Valley Bank (SVB), dunia investasi kembali dikejutkan dengan harga bitcoin yang melonjak hingga mencapai kisaran 428 juta rupiah. Apa penyebabnya? Apakah kedua fenomena itu saling berhubungan, atau hanya kebetulan saja?

Seiring dengan krisis yang dialami SVB Maret silam, pasar kripto terutama banyak mata uang kripto ikut mengalami depresiasi dalam kurun waktu singkat. Para analis beranggapan ini adalah hal yang wajar terjadi. Namun, pada akhir Maret lalu indeks Bitcoin tercatat kembali naik dan semakin menguat sampai memasuki tren bullish hingga mencapai 65%.

Faktor dari menguatnya nilai kripto adalah langkah yang diambil pemerintah AS untuk menjamin nasabah tidak kehilangan simpanan mereka pasca kejatuhan SVB dalam jumlah yang cukup besar. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemerintah AS berada di bawah banyak tekanan setelah krisis melanda bank SVB. Pemerintah AS telah melakukan.

Rilis indeks Forward Rate Agreement -Overnight Swap Rate index (FRA-OIS) juga menjadi faktor bitcoin memasuki tren bullish karena membantu pemulihan pasar. Indeks FRA-OIS ini membantu mengevaluasi masalah antar bank di pasar pinjaman melalui pengukuran yang spesifik. Hal ini karena bank-bank tersebut sangat sensitif terhadap likuiditas, yang nantinya dapat menyebabkan kebangkrutan.

Warga Amerika Serikat masih terus menunggu penurunan suku bunga yang berperan penting untuk mengatasi inflasi yang saat ini sedang terjadi. Indeks ini sendiri membuat nilai Bitcoin melonjak dengan jumlah yang signifikan. Dampaknya adalah terpuruknya kesehatan USD Coin, koin yang dijaminkan dengan flat money seperti dolar AS. Kabar baiknya, dengan hubungan terbalik antara valuta asing dengan Bitcoin, hal ini akhirnya mendukung nilai Bitcoin.

Memantau situasi ini, para investor menganggap lebih bijak untuk beralih ke Bitcoin, karena dianggap sebagai aset safe haven. CEO Indodax Oscar Darmawan melihat situasi ini sebagai waktu yang tepat untuk berinvestasi kripto, karena Bitcoin akan melalui waktu halving. Pada fase ini harga Bitcoin sesungguhnya akan mengalami depresiasi setelah mencapai puncaknya. Akan tetapi, support akan berakhir lebih besar pasca-halving.

Sebab itu permintaan investor juga terus bertambah hingga total pembelian mencapai hingga 40,557 BTCl , yang berdampak pada naiknya harga Bitcoin.

Tetapi, lagi-lagi industri kripto memiliki risiko yang tinggi karena likuiditasnya. Pasalnya pada 28 Maret kemarin, Bitcoin merosot hingga 27 ribu dolar seiring dengan masalah CFCT dan Binance dan pengajuan tuntutan hukum yang terkait. Oleh karena itu, para investor hanya berani mengorbankan uang dingin mereka. Dengan begitu mereka tidak perlu khawatir dan buru-buru menjual asetnya jika terjadi penurunan nilai. Mereka menggunakannya sebagai simpanan jangka panjang, karena mengetahui prediksi Bitcoin akan terus meningkat.


 
 
 

댓글


Untitled design (1).png
  • Instagram
  • TikTok
  • Twitter
  • LinkedIn
  • YouTube
  • Spotify

©2022

bottom of page