Sering Berbelanja Tanda Perilaku Konsumtif?
- Sinta Dewy
- Jul 9, 2022
- 2 min read

Hallo Quarterians! Pada era sekarang ini kita sudah tidak perlu susah–susah untuk membeli barang atau memenuhi kebutuhan kita dengan berbelanja di supermarket, mall, ataupun toko. Kita cukup duduk manis di rumah dan barang yang kita butuhkan akan diantar langsung ke tangan kita. Perkembangan teknologi dan kemudahan informasi saat ini sangat mempengaruhi dalam segala aspek kehidupan sebagai contoh penggunaan sosial media tidak hanya dijadikan sebagai sarana untuk memperoleh informasi dan sebagai sarana unjuk diri tetapi sosial media banyak dijadikan sebagai sarana untuk berbisnis yang biasa kita sebut dengan online shop.
E-commerce adalah suatu aplikasi penjualan online pada toko dan konsumen melalui transaksi elektronik dan dapat membantu pihak toko dalam pemasaran produk yang maksimal. Walaupun memang penggunaannya mempermudah kita dalam melakukan sesuatu namun terdapat dampak buruk apabila kita sebagai masyarakat tidak cermat dalam penggunaanya. Salah satunya adalah Perilaku Konsumtif yang mendukung Gaya Hidup Hedonis. Dengan adanya media online shop bisa membuat mempermudah bagi seseorang yang gemar berbelanja dan orang yang mempunyai perilaku hedonis untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak pernah puas dengan barang yang ia miliki yang selalu ingin beli secara terus menerus.
Apakah kebiasaan buruk ini dapat diubah? Jawabannya adalah tentu bisa, Quarterians harus mampu untuk mengendalikan diri untuk tidak menuruti semua kemauan yang memang tidak di prioritaskan atau dibutuhkan. Berikut 4 cara yang dapat Quarterians lakukan untuk memperbaiki gaya hidup Hedonis.
1. Menabung
Sedari kecil, kita sudah diajarkan untuk rajin menabung, namun masih banyak orang yang belum mampu untuk menyisihkan beberapa persen penghasilannya untuk melakukan hal ini. Menabung bukan berarti harus dalam jumlah yang besar, setidaknya menabung harus dilakukan secara terus menerus agar nilai tabungan semakin banyak, dan dana yang dikumpulkan dapat digunakan sebagai dana cadangan untuk kebutuhan mendadak.
2. Membuat Anggaran Belanja
Dalam konteks ini, fokus utamanya adalah bagaimana kita dapat mengatur perencanaan pengeluaran kita, yang mana juga memberikan pengajaran bagaimana kita mengatur antara penghasilan, pengeluaran, serta penyisihan uang. Setiap pengeluaran harus diatur dalam pos-pos yang jelas agar kebutuhan bisa mencakup harian hingga bulanan.
3. Prioritaskan Kebutuhkan
Faktor utama perilaku konsumtif adalah kita masih belum mampu untuk mengendalikan diri untuk tidak tergoda barang–barang unik, lucu, atau diskon. Didalam konteks ini, kita sebagai individu perlu membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Jika kebutuhan telah terpenuhi, maka keinginan atau keperluan bisa dipenuhi ketika ada dana sisa. Bukan kebalikannya, memenuhi keinginan lebih dulu dan mengesampingkan kebutuhan. Ketika dana telah habis untuk memuaskan keinginan, muncul kebutuhan yang mau tak mau wajib dipenuhi sehingga harus merogoh kocek lebih dalam.
4. Mulailah Berinvestasi
Kegunaan investasi mungkin tidak akan dirasakan masa sekarang, namun investasi bisa menyelamatkan kehidupan masa mendatang. Investasi dapat dipahami sebagai penanaman modal pada suatu usaha atau barang tak bergerak dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa mendatang. Ketika usia tidak lagi produktif kita bisa memanfaatkan penghasilan dari investasi kita, misalnya : membeli propoerti (tanah atau bangunan), yang dapat digunakan untuk disewakan kepada pihak lain. Selain itu, nilai properti juga cenderung meningkat tiap tahunnya.
Bagaimana sahabat Quarterians? Sudah tertarik untuk menerapkan kebiasaan baru demi kehidupan masa datang yang lebih baik?
Quarter, Your one– stop personal financing platform!
On our way to create financially-literate Indonesians.
Comments